Besok 40 hari setelah papa meninggal. Gak ada yang istimewa sebenarnya, tapi ini berhubungan sejuta persen dengan yang namanya sebuah kenangan. Kangen rasanya gak ada papa lagi, oleh karena itu, sengaja selama 40 hari ini aku pajang besar-besar foto papa di blog ku. Hanya berharap secuil kenangan itu akan selalu ada dalam hati ini.Benar, kita akan merasa sangat kehilangan ketika sesuatu itu sudah terlepas dari genggaman.

Aku pun baru mengerti hakikat kehidupan ketika 40 hari lalu, aku melihat dengan jelas perlahan jasad papa dimasukkan ke dalam liang lahat. Sendirian, tanpa teman. Duh Alloh, duh Robb ku, jangan sampai saat ajalku tiba aku belum juga mendapatkan jawaban dari pertanyaan besar itu: “Apa yang kau cari dalam hidup, wahai manusia ?”

Gak disangka, antrian ku untuk mendapatkan giliran blogku didandani sudah datang. Sempat sedikit terputus karena papa meninggal. Tapi mba Ria adalah orang yang menyenangkan. Semua keinginan dan harapanku tentang sebuah blog, dia beri wadah dalam bingkai kreativitasnya. Sebenarnya aku bukanlah orang yang cerewet dan rewel. Aku hanya tidak bisa terlalu memilih sekian pilihan. Yah, walaupun yang namanya hidup itu adalah pilihan, tapi rasa-rasanya tidak sebanyak itu jalan yang harus kupilih selama hidupku.

Sengaja juga tahun 2008 ini aku tidak membuat resolusi apapun. Bukan apa-apa, tapi hutang resolusiku tahun lalu masih belum lunas. Gak enak saja rasanya dikejar-kejar hutang, di gedor-gedor oleh seorang debt collector yang bernama “janji”. Bukankah resolusi itu sebuah janji ? Dan janji itu harus kita tepati ?

Tumpukan hutangku sudah banyak. Tidak perlu lagi aku tambah hutang-hutang ku itu dengan impian yang belum pasti bisa aku tepati. Tapi apakah tahun 2008 akan berjalan begitu saja, tanpa rencana dan motivasi ? Hanya mengalir ? Tidak juga. Aku juga punya sebuah rencana besar di tahun ini. Sebuah rencana yang Insya Alloh akan membantuku melunasi hutang-hutang resolusi ku tahun-tahun lalu.

Sebuah rencana besar yang mengikutsertakan buah hati kami. Insya Alloh kami berdua, orang tuanya, akan mengantar anak kami itu ke sebuah tangga naik dalam kehidupannya. Sepertinya inilah tahun yang paling tepat untuk “memberikan” segenap waktu dan konsentrasi kami kepada bidadari kecil itu. Tahun inilah dia sangat butuh didampingi oleh orang-orang terdekatnya.

Sebenarnya hal ini bukanlah rencana atau resolusi atau apapun namanya. Tapi mengantarkan anak ku melangkah ke babak baru adalah kewajibanku sebagai orang tua. Kalau pun ada yang bertanya apa resolusi ku tahun 2008 ini, barangkali aku akan menjawabnya : "Resolusi ku adalah menjalankan kewajibanku sebaik-baiknya tahun ini, sebagai ibu, sebagai sahabat dan sebagai teman buat anakkku"

Doakan aku ya !..

1 Comments:

At January 19, 2008 at 5:46 PM, Blogger Erina K.Riyanto said...

Mbak eva aku sedih dech bacanya..Tapi percaya dech papa mbak eva pasti mendapatkan tempat yg plg baik di sisi-Nya..aku bisa bgt merasakan apa yg mbak eva rasakan krn aku dl plg dkt dgn papa saat aku kls 5 SD papa meninggal..InsyaAllah mbak doa2 kita yg akan menyejukkan papa kita..Amien..Yg tabah ya mbak..:)

 

Post a Comment

<< Home