Bisnis; Gak Punya Perasaan
Friday, June 13, 2008
Satu lagi seorang teman bilang bahwa 'aku adalah orang yang tidak punya perasaan'. Benarkah ?

Sebenarnya kalo mau 'dirasa-rasa' semua hal di dunia ini nyaris akan menjadi masalah buat kita. Bukan maksudku untuk memilah-milah ini-itu yang harus 'dirasa', tapi aku hanya gak mau capek dan terbebani oleh sesuatu yang tidak menjadi prioritasku.

Deal itu hampir saja closing, tapi karena sesuatu hal deal bisnis ratusan juta itu terbang dari tanganku. "Gak masalah", begitu kataku kemarin. Dan seluruh temanku serempak menggelengkan kepala. "Kamu harus minta kompensasi, Va, Gak bisa seenaknya mereka melepas begitu saja apa yang sudah kamu kerjakan selama ini"

Hmmmh buat apa ? Kompensasi ? Cuma bikin capek hati dan mungkin total of cost nya nanti akan lebih besar dari besar kompensasi yang aku terima. Bukan berarti juga aku tidak menghargai apa yang sudah aku kerjakan, bukan berarti juga aku tidak menghargai diriku sewajarnya, tapi dari awal sejak proses bisnis ini berjalan, aku sudah 'membatasi' hatiku untuk tidak terlalu berharap.

Apakah itu berarti aku tidak bersikap optimis ? Gak juga. Tapi segala hal di dunia ini bukanlah kita yang mengatur. Maksud hati memang sudah membayangkan uang puluhan juta yang akan aku raih, tapi kalo si Dia tidak berkehendak, aku mau apa ? Itulah kenapa aku berusaha memagari hatiku dalam segala hal.

Seringkali kita berharap sesuatu terlalu banyak. Tapi manusia sebenarnya punya porsinya masing-masing. Yang sudah pas ukurannya dan dibuat oleh sebuah kekuatan yang mengendalikan hidup kita. Kita tinggal menjalani, tinggal melangkah dan tinggalkan saja di belakang harapan yang terlalu muluk dan mengawang. Banyak orang kecewa ketika sadar bahwa bisnis ini ternyata tidak 'segampang' yang dia kira. Memang gak gampang, tapi kenapa kita tidak mencoba menjalaninya saja ? Tanpa mengharap hasil, tapi juga berjaga agar tidak merugi. Cukup itu sebagai langkah awal.

Melibatkan terlalu banyak perasaan pada sesuatu, apalagi pada sebuah kata bernama 'bisnis', akan mengaburkan tujuan besar kita sebenarnya. Kalau memang tujuan kita adalah uang maka melibatkan perasaan adalah kesalahan yang terbesar. Karena kita akan langsung terbanting dan hancur ketika berhadapan dengan kata gagal. Buatlah sebuah tujuan yang lebih besar dari sekedar uang untuk memotivasi kita. Apapun itu, asalkan itu adalah hal yang baik maka bisa saja menjadi sebuah tujuan.

Jadi kalau yang lain bilang aku gak punya perasaan, mungkin karena dia hanya melihat dari sisi 'kehilangan uang' saja. Tapi sungguh, banyak yang kudapat dari proses follow up kemarin. Mungkin terlalu absurd dan muluk, tapi yang kudapat benar-benar tidak ternilai.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home