Shock, Kaget dan Sedih
Tuesday, April 15, 2008
Kemaren sore dapat musibah dari Alloh SWT. Mobilku yang sedang manis terparkir di depan tempat kursus Kumon Brina ditabrak dari belakang oleh sebuah motor. Pengendara motor tadi seorang mba (pembantu) yang belum fasih mengendarai motor. Gawatnya lagi dia tidak punya SIM juga KTP dan yang lebih bikin pusing STNK motor tadi sudah tidak berlaku sejak tahun 2006.

Satpam ruko tempat kursus menyarankan kepada ku untuk melaporkan hal ini ke kantor polisi. Tapi aku kesian banget liat muka si mbak yang ketakutan. Akhirnya aku memutuskan untuk menyelesaikan hal ini secara kekeluargaan saja. Aku berinisiatif untuk membawa si mbak dan motornya ke rumahku dan kemudian menyuruh si mbak untuk kembali datang ke rumahku nanti malam bersama majikannya untuk mengambil motor dan mempertanggungjawabkan hal ini.

Gak disangka, sehabis maghrib, datang 2 orang ke rumahku mengaku sebagai suruhan si pemilik motor (majikan si mbak). Satu orang mengaku bernama kapten Irfan bekerja di Lantamal 3 dan satu orang lagi tidak memberitahukan namanya tapi hanya mengaku sebagai kasatserse polisi. Kedua orang ini langsung marah-marah dan menuduh aku sudah mencuri motor milik bossnya yang ternyata juga adalah anggota TNI AL berpangkat mayor (Mayor Joni, beralamat di Komplek TWP TNI AL, blok CC2 no.1, Ciangsana).

Yang lebih mengagetkan kedua orang ini berteriak-teriak di depan rumahku dan menekan aku secara verbal. Kedua orang ini berteriak-teriak mengenai "harga diri yang terinjak-injak", "orang kaya dan orang miskin", "biar kami tidak tinggal di komplek tapi kami juga warga negara Indonesia", dan macam-macam perkataan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kasus tabrakan yang terjadi. Bahkan mereka juga mengancam akan membawa aku ke kantor polisi karena sudah menghina ABRI dan mencuri motornya.

Saat itu yang aku lakukan hanyalah diam. Aku langsung masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi. Ya Alloh, aku harus gimana ? Kalo aku balas perkataan mereka, apakah ada gunanya ?, toh aku tidak punya masalah dengan kedua orang itu, aku bermasalah dengan si mbak dan majikannya, apakah berguna bila aku balas perbuatan 2 orang di luar itu? Padahal mereka hanyalah orang-orang suruhan, sebenarnya aku kasihan pada mereka....

Tidak lama datang kepala satpam clusterku bersama pak Fauzi, seorang pengurus RW, mereka menanyakan kepadaku duduk persoalan yang terjadi. Aku ceritakan secara singkat, Tapi aku tetap berkeras tidak mau menemui lagi 2 orang yang berteriak-teriak di luar. Entah negosiasi apa yang kepala satpam dan pak Fauzi lakukan, akhirnya mereka memutuskan untuk menyelesaikan masalah ini di rumah ketua cluster kami.

Di rumah ketua cluster (yang kebetulan adalah seorang pamen AL) kedua orang ini ditanyai apa maksudnya membuat keributan di depan rumahku. Baru saat itulah aku melihat betapa yang namanya jabatan, kekuasaan, pangkat bisa mengalahkan segalanya. Kedua orang yang tadi garang dan kasar, langsung mengkeret ketika berhadapan dengan ketua clusterku yang seorang panglima menengah. Baru sekali itu aku merasa bahwa ada gunanya juga ternyata yang namanya bintang di bahu.

Duh, apa begini ya Indonesia-ku? Kenapa semuanya harus diselesaikan dengan embel-embel ? Tabrakan selesai gara-gara bintang, masuk perusahaan besar karena jadi titipan mantu menteri, mau cepat sampai sehingga berani menerobos jalur busway karena lambang MPR di plat mobilnya, dsb, dsb...

Sedih aja, apakah permasalahan tidak bisa diselesaikan dengan baik-baik, dengan duduk bareng, sejajar tanpa peduli, apakah saya hanya masyarakat sipil, apakah saya militer, apakah saya miskin, apakah saya kaya, apakah saya tinggal di real estate, apakah saya cuma tinggal di komplek ABRI yang merupakan bantuan inpres ?

Shock, kaget dan sedih. Sekarang aku gak peduli lagi dengan mobil yang penyok di belakang, aku cuma merasa diri ini tiba-tiba menjadi hampa melihat kenyataan yang terjadi. Apakah tidak bisa manusia saling menghargai ? Apakah sebegitu susahnya untuk duduk bersama memecahkan persoalan ?

Enggak ngerti ...

(Aku berharap ada hikmah untuk semua ini. Kasih tau ke teman-teman kita, supaya kejadian ini gak terulang lagi. Jangan sampe karena gak tegaan dan kesian, kita malah diteriakin maling )

5 Comments:

At April 15, 2008 at 10:15 AM, Blogger Arrie Novi Arsya Kamila said...

gw sedih ...bgt dengernya
gimana ya miris, secara baru-baru ini aja gw juga kecewa kpd partai yg katanya bersih, tp ketika anaknya gak dpt kerjaan dia lalu memanfaatkan jabatannya untuk nitipin anaknya. halah..apa tah namanya jujur ? bersih? omong kosong belaka, ya?

 
At April 17, 2008 at 1:15 PM, Anonymous Anonymous said...

Saya pernah makan di sebuanh warung makan kecil..trus di situ terpampang foto seorang perwira berseragam lengkap. Saya tanya ke yg punya warung...katanya itu sodaranya beliau yg jd tentara. Trus selanjutnya cuma nanya dan menerka-nerka sendiri dalam hati aja "Kenapa dipajang di situ? Ada maksud tertentu pasti"

Yahh..faktanya..pangkat dan jabatan memang 'berkuasa' ya mbak...

Semoga ada hikmah di balik ke jadian yg menimpa mbak Eva.

 
At April 17, 2008 at 1:16 PM, Blogger Widya Puteri said...

hmmfff.. ngebaca postingannya berasa banget, soalnya sering juga mesti kepinggir sepinggir2nya saat sang empunya jabatan mau jalan.. atau gnalah ditikungan untuk si plat merah.. hh.. indonesa mau jadi apa engkau kelak?

 
At April 21, 2008 at 7:21 PM, Blogger DeA Haryono said...

gw turut berduka, tapi... bukan itu yang pengen gw komentarin... tapi, baru kali ini elo curhat pake bahasa 'manusia bias' yang gw ngerti. Biasanya pake bahasa tingkat tinggi:-)

peace ya...

 
At May 7, 2008 at 6:07 PM, Anonymous Anonymous said...

Allow Jeng Eva :-)Pas saat comment aku, jangan bt lagi yah :-) Menurut aku ada poin penting yang mempunyai nilai plus dari mba Eva :-) yakni mba bisa dengan sabar, meredam emosi dengan tidak melayani emosi dari 2 org suruhan itu. Berdasarkan LoA, kalo kita meng-iyakan sesuatu yang negatif pastinya akan memberikan lebih banyak energi untuk si negatif itu :-) Api jangan di siram dengan minyak tanah, jadi lebih panas kan mba :-) Nah musti dengan air, tindakan mba yang mencari penengah itu sudah baik sekali. Karena percuma mba bersitegang dengan org suruhan itu. Gak usah bt2 lagi yah mba...kalo masih bt, bisa2 kejadian serupa terulang lagi yah krn mba memberikan energi (fokus) pada kekesalan masalah ini :-) So feel good n u'll be good yah :-)

 

Post a Comment

<< Home