Puzzle Terkutuk
Wednesday, June 04, 2008
Akhirnya potongan-potongan bangkai itu terangkai sudah. Akhirnya aku dapat melihat kebusukan yang sudah begitu lama tersimpan rapat. Jijik, lega, heran tak habis pikir dan lemas, adalah gambaran perasaanku saat itu. Teka-teki itu terjawab sudah !

Sebenarnya semua ini sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan ku. Bisa saja aku bersikap masa bodo tak peduli dengan apa yang terjadi. Meludah sambil memalingkan muka sebenarnya adalah sikap yang sudah aku ambil sejak awal. Tapi kenapa aku terseret juga dalam masalah ini ?

Terus terang, aku sudah lelah mengumpulkan potongan-potongan puzzle ini satu persatu. Capek ! Seperti tiada habisnya syaraf ini dikejutkan dengan fakta-fakta yang ada. Saat aku mengira tidak bakalan ada lagi fakta yang terungkap, pada saat yang bersamaan muncul fakta baru yang sama sekali tidak pernah aku kira. Kenyataan baru yang lebih menjijikan, kenyataan yang membuat aku ingin muntah !.

Ingat dulu waktu orang itu dengan seenaknya menuduhku memfitnah dirinya. Aku memang tidak punya bukti saat itu. Tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku. Aku lebih percaya kepada hatiku daripada dengan mulutnya. Ingat dulu bagaimana orang itu 'bersandiwara' sok suci di depan orang tuanya. Di depan orang tua yang juga aku hormati dan aku sayangi.

Sebegitu sakitnya aku menghadapi tuduhannya sebagai pemfitnah. Tapi aku yakin waktu akan menyingkapkan segalanya. Aku hanya yakin bahwa walaupun begitu rapat dia menyimpan bangkai pasti akan tercium juga. Aku cuma sabar dan menunggu 'saat' itu tiba.

Dan sekarang, sewaktu semuanya sudah tersingkap, sewaktu puzzle itu sudah utuh di depan orang banyak, bingung aku bagaimana aku harus menyikapinya. Di satu sisi aku mempunyai beban moral untuk 'mempertanggunjawabkan' pembuktian dari kecurigaan ku dulu kepada sepasang orang tua dengan muka yang menyimpan berat, juga kepada sebentuk wajah suamiku yang menyimpan lara, tapi di sisi lain ini bukanlah masalahku. Untuk apa aku memporakporandakan hatiku kepada sesuatu yang dulu sudah menyakitkan hatiku ? Toh ini bukan urusanku dan aku tidak pernah mau jadi bagian dari aib besar ini.

Mungkin inilah yang namanya pengorbanan dari cintaku. Dimana mencintai berarti juga menerima apapun yang berderet di belakang kekasih tercinta itu dengan ikhlas. Walau ingin kumuntahkan semua isi perutku karena jawaban teka-teki ini, walau hatiku sudah tersakiti karena dituduh sebagai pemfitnah.

Biarlah kusimpan rapat-rapat rasa jijik ku untuk kumuntahkan pada waktunya nanti. Mungkin kali ini aku harus ikut serta dalam membenahi puzzle terkutuk ini. Mungkin kali ini aku harus mendampingi dia untuk mampu menutupi aib besar keluarga, Mungkin kali ini aku harus bersabar untuk kekasih hati ku...

I love you, buy....
I love you now, yesterday, tomorow
and forever..
(Jeng akan selalu ada disampingmu menyelesaikan masalah ini)

1 Comments:

At June 12, 2008 at 9:26 PM, Anonymous Anonymous said...

orang Sabar kekasih ALLAH mbak...

'ini' yang pernah elo senggol dikit ama gw itu bukan sih? *sotoy mode on*

 

Post a Comment

<< Home