Sepi dan Sakit
Friday, April 04, 2008
Kalau ada yang tanya apa yang paling aku takuti di dunia ini, maka "kesepian dan kesakitan" adalah jawabannya. Bukan "ditinggalkan", bukan "miskin", apalagi sekedar "merugi" yang merupakan ketakutan terbesarku.

Aku sadari aku termasuk orang yang sangat "tergantung" kepada orang lain. Aku adalah orang yang paling senang "menjalin" sesuatu dengan orang lain. Buatku sebuah hubungan adalah sesuatu yang bisa membuatku bertahan hidup. Mungkin efek "ditinggalkan" tidaklah sebesar efek "tidak punya teman" buatku. Efek "dibuang atau dicampakkan" tidaklah memberi pengaruh terlalu besar buatku.

Bagaimanapun aku sadar bahwa segalanya ini adalah milik Alloh SWT, semuanya adalah titipan, semuanya semu. Dan ketika ada sesuatu milik Nya meninggalkanku maka itu adalah sepenuhnya hak DIA. Kata seorang guru, "kalau bukan dunia yang akan meninggalkan kita, maka kita-lah yang akan meninggalkan dunia. Tergantung mana yang diambil duluan oleh Nya". Aku sadar sesadarnya tentang hal ini, maka aku tidak pernah mengikatkan diriku pada sesuatu.

Tapi ketika aku merasa tidak berdaya untuk menjalin hubungan dengan seseorang maka aku akan jadi terpuruk. Menurutku setiap orang di sekeliling ku pasti akan mempunyai hubungan dengan ku. Apakah itu hubungan "baik atau buruk". Setidaknya hubungan itu jelas, sehingga aku tidak perlu menduga dan mengira-ngira bagaimana harus bersikap kepadanya.

Biar bagaimanapun buruknya hubungan atau bagaimanapun baiknya hubungan, setidaknya itu memberi arti buat hidup ku. Ini menjadikan hidupku menjadi tidak sepi, hidupku menjadi penuh hikmah dan pelajaran yang bisa aku ambil dari orang-orang di sekitarku.

Sedangkan kesakitan ? Aku paling takut menjadi sakit karena diriku sendiri, bukan karena kesakitan yang disebabkan oleh orang lain. Kesalahan yang berulang dua tiga kali adalah kesakitan terbesarku. Sedapat mungkin aku tidak mau mengulangi kesalahanku. Apalagi kalau itu menyangkut perasaan atau hidup orang lain.

Karena aku paling takut dengan sepi dan sakit, maka aku berusaha sekuat mungkin tidak menjadikan orang lain merasa sepi atau sakit karena ku. Aku tidak akan segan-segan menyambut sebuah uluran tangan persahabatan ataupun permusuhan yang orang tawarkan kepada ku. Aku pun berusaha sekuat mungkin untuk berbuat hati-hati agar orang lain tidak menjadikan dirinya sakit karena ku.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home