Agak mundur ke belakang, akhirnya aku dan Rais memutuskan Brina untuk pindah sekolah. Dimulai pada bulan September 2009 lalu, kami ajak Brina untuk berkeliling mencari sekolah baru. Ada 3 sekolah yang kami datangi yaitu SD Islam Al Azhar Cibubur, Sekolah Alam dan Sains Al Jannah di Pondok Rangon dan Sekolah Global Mandiri di Legenda Wisata.

Setelah berkeliling ke 3 sekolah ini, membaca brosur dan mempertimbangkan berbagai hal yaitu, biaya masuk, sistem pembelajaran, dan wilayah, akhirnya pilihan itu mengerucut menjadi 2 yaitu SD Islam Al Azhar, Cibubur dan Sekolah Alam dan Sains Al Jannah, Pondok Rangon.

Kenapa akhirnya menjadi 2 pilihan karena kami berdua mencapai kata sepakat untuk lebih memprioritaskan pendidikan agama untuk Brina. Apalagi melihat pengalaman saat Brina bersekolah di SDN RSBI Rawamangun 12 pagi (dulu SDNP Komplek IKIP / SD Labschool)dimana kami melihat bahwa role model yang baik adalah bagian terpenting dari pembentukan sikap mental anak. Hal ini bukan berarti di sekolah berbasis agama anak kita PASTI akan mendapat role model yang baik yaaa, tapi setidaknya pendidikan agama memegang peranan penting dalam mendukung pembentukan sosok guru dan kepala sekolah yang amanah, jujur dan bertanggung jawab.

Brina pun terlihat antusias dengan 2 sekolah ini. "Aku gak pake jilbab sendirian lagi Bun", itu pendapatnya saat aku tanyakan apakah dia suka dengan 2 sekolah ini. Pernyataan yang lucu, karena terus terang kami berdua tidak begitu memperhatikan kondisi ini. Toh, di SD Islam Al Azhar Cibubur pun tidak mewajibkan siswanya untuk berjilbab, walau banyak juga siswa yang berjilbab disana. Tapi buat Brina, masalah jilbab ini adalah hal ini penting.

Lama kami berdua berdiskusi tentang hal ini. Buat Rais yang academic minded, memang susah untuk menerima konsep Multiple Intelligence yang kebetulan diterapkan oleh 2 sekolah pilihan ini. Buat Rais, sekolah itu berarti nilai, rangking dan prestasi akademik yang bagus. Yang namanya sekolah ya harus nilai raport standardnya, itu buat Rais. Sedangkan buat ku (yang mungkin agak lebih 'gaul') konsep Multiple Intelligence adalah jawaban buat Brina. Karena, bukan sombong yaa, untuk masalah akademis, aku tidak meragukan Brina. Ini terbukti dengan bisa bertahannya Brina menjadi rangking 1 di kelas 2 ini, tapi aku melihat Brina punya minat lain yang sebagai orang tua -aku dan ayahnya- harus jeli melihatnya sebagai sebuah potensi yang harus dikembangkan.

Brina suka menulis, suka musik,dan sangat tertarik dengan sains. Sering aku melihat Brina serius di laptopnya berjam-jam menulis cerita. Dan di waktu luangnya dia sangat suka membaca buku-buku sains 'dunia khayal' (istilah ayahnya). "Aku baca buku untuk cari inspirasi, Bunda", katanya. Begitu juga saat dia melihat orang main gitar, Brina bisa duduk di depan orang itu memperhatikan jari-jari pemain gitar itu dengan muka takjub sampai permainan gitarnya selesai.

Memang sih, bisa saja mengembangkan potensi anak lewat kursus ini itu. Tapi aku tidak mau membebani Brina dengan banyak kursus dulu saat ini. Aku ingin Brina berada dalam lingkungan yang mendorong minatnya, yang bisa mendukung potensi nya itu. Hmmh, bukan berarti di SDN RSBI Rawamangun 12 (SDNP Komplek IKIP/SD Labschool) tidak ada fasilitas lab sains atau ruang musik, tapi sebagaimana halnya sekolah 'konvensional' lainnya, aku menganggap sekolah itu tidak bisa membantu aku menjadi mitra untuk mengembangkan potensi Brina.

Akhirnya kami ajak lagi Brina pergi dan berkeliling ke 2 sekolah ini. Pada kunjungan kedua ini, kami berusaha untuk memfokuskan pada keinginan Brina, sekolah mana yang lebih dia sukai. Di kunjungan kedua inilah mulai kelihatan betapa antusiasnya dia ketika berkunjung ke Sekolah Alam dan Sains Al Jannah. Brina terlihat antusias ketika melihat hamparan tanaman di taman obat keluarga sekolah ini. Brina juga terlihat antusias ketika melihat siswa-siswa yang sedang belajar di luar kelas.

Memang sekolah yang satu ini unik, sejauh mata memandang ada siswa yang sedang belajar. Di saung tengah danau, di gazebo, di masjid, di kebun, dimana saja ada suasana belajar. Guru-gurunya dengan lincah menenteng papan tulis kemana-mana diiringi dengan para siswa di belakangnya. Dilihat dari posisi yang agak tinggi, sungguh pemandangan yang sangat menakjubkan melihat iring-iringan guru dan anak didiknya itu dibawah sana.

Belum lagi fasilitas sekolah ini, amat memuaskan buat kami. Kolam renang, lapangan futsal, masjid, WC yang bersih, lab-lab yang sangat lengkap, kelas yang luas bahkan BMT tempat anak menabung pun tersedia disana. Subhanallah, dari dulu aku memang memimpikan anakku bisa belajar dalam suasana yang menyenangkan. Sekolah ini juga amat luas. Ada kebun binatang mini, ada kolam ikan, ada kebun percobaan, ada taman obat keluaga, wahhhh... pasti Brina bisa bebas bergerak dengan luas lahan seperti ini.

Tanpa sengaja, di kunjungan kedua itu, kami bisa bertemu dengan Kepala Sekolahnya. Kepala Sekolahnya adalah seseorang bermata lebar dengan senyum yang tak kalah lebarnya. Disitulah Rais menuntaskan 'hasratnya' tentang konsep Multiple Intelligence dengan berdiskusi dengan bapak Kepsek. Aku sendiri tidak begitu memperdulikan diskusi itu, karena bagiku yang terpenting adalah Brina. Saat Brina senang dan antusias, itulah inti pencarianku buat sekolahnya.

Setelah istikharah dan sholat hajat, aku dan Rais mantap untuk mendaftar ke Sekolah Alam dan Sains Al Jannah. Semoga ini adalah sekolah yang bisa mendukung potensi Brina. Semoga Brina senang dengan sekolahnya. Semoga usaha kami orang tua nya untuk mencarikan sekolah terbaik buat Brina mendapat ridho dari Alloh SWT.

Lebih nyaman rasanya, lebih tenang rasanya, apabila kita bisa menitipkan buah hati kita pada guru-guru yang kita percayai integritasnya...

1 Comments:

At February 25, 2010 at 11:46 AM, Anonymous novi said...

va,brina sekolah di aljannah? bareng sama anaknya ellis dong. Rafif namanya.

novi

 

Post a Comment

<< Home