Kita -Perempuan- dan Uang (kisah 1)
Tuesday, November 13, 2007
Banyak hal yang melatarbelakangi pendapat seorang perempuan terhadap uang. Banyak juga hal yang membuat seorang perempuan berbeda dengan perempuan lain dalam hal menyikapi uang. Banyak hal yang membuat seorang perempuan berubah cara pandangnya terhadap uang. Begitu pula tidak ada yang salah dengan perbedaan-perbedaan itu. Tapi yang mana yang cocok buat kita dan apa yang seharusnya kita lakukan terhadap uang, itulah yang penting !...

Ada seorang teman yang juga seorang ibu Stay at Home. Kesehariannya hanya mengurusi rumah tangga dan anak-anaknya. Sekilas tampak dia sepertinya tidak terlalu peduli dengan hal yang bernama “uang”. Dia menerima semua gaji yang diberikan suaminya setiap bulan dengan hati yang lapang dan ikhlas, setidaknya begitulah pengakuannya. Dia juga berusaha untuk selalu mencukupi seluruh keperluan rumah tangganya dengan hasil keringat suaminya itu. Bahkan tanpa sepengetahuan suaminya, sedikit demi sedikit dia mencoba menyisihkan gaji suaminya untuk menabung.

“Yah yang namanya uang, Va, tidak kata cukup didalamnya”, katanya mengawali obrolan panjang kami. “Banyak pengorbanan yang harus aku bayar kalo aku bekerja. Anak-anak ku yang mau tidak mau harus dirawat orang lain, ya rumah tanggaku, ya waktuku, ya tingkat stressku. Terlalu banyak yang harus aku bayar,Va”, katanya lagi.

Teman ini begitu menarik bagiku. Karena walau “sepertinya” dia tampak bahagia dan puas dengan hidupnya saat ini tapi dari bahasa tubuh dan tatapan matanya aku bisa melihat ada sesuatu yang mau dia ungkapkan. Aku menohoknya langsung dengan pertanyaan “Apa arti uang bagi kamu sendiri?. Apakah kamu merasa sudah memiliki dirimu sendiri dengan keadaan seperti saat ini ?“. Dia seakan terkejut mendengar pertanyaan ku. Teman ini memang terlihat bahagia, tapi bukan itu yang aku ingin tanyakan. Bukan tentang orang lain, bukan tentang anak-anaknya, bukan tentang suaminya, bukan juga tentang keluarganya. Aku hanya ingin bertanya tentang DIRINYA.

Akhirnya meluncurlah cerita dari mulutnya. Betapa dulu dia selalu melihat ibunya harus bekerja keras mencukupi nafkah keluarganya karena perceraian dengan ayahnya. “Aku selalu melihat dia terus terlihat begitu lelah,Va. Seakan ibu berlari melewati lingkaran tiada berujung setiap harinya. Kerja, kerja dan kerja..Begitu terus setiap harinya” katanya. “Aku tidak mau seperti itu,Va. Arti seorang perempuan adalah pada keluarganya adalah pada rumah tangganya. Seorang perempuan itu memang seharusnya berada di dalam rumah. Dia tidak cocok ada diluar rumah untuk bekerja dengan segala intrik dan sikutannya. Itu pelajaran yang bisa aku ambil dari ibuku” lanjutnya. “Senang rasanya seperti ini. Ada yang mengurusiku, ada yang bertanggung jawab kepadaku terhadap uang. Aku dan suami berbagi tugas dalam rumah tangga kami. Ini impianku sejak dulu”

Naif tampaknya..Tapi itulah yang terjadi. Perasaan ada yang mengurus semua keperluan kita. Perasaan bahwa ada seseorang yang ikut bertanggung jawab terhadap hidup kita. Perasaan terjamin dan aman. Bagi temanku, perasaan aman ini adalah berarti berbagi tugas dengan sang suami. Dia bekerja mencari nafkah diluar sedangkan temanku mengurusi rumah tangganya di rumah. Pengalamannya melihat bagaimana ibunya jungkir balik sedemikian rupa bekerja siang malam ternyata menorehkan bekas yang dalam dalam hatinya.

Bagi temanku itu, uang berarti keamanan keterjaminan dimana dia bisa menumpukan tanggung jawab itu kepada orang lain yaitu suaminya. Tidak ada yang salah dengan hal itu. Itu hanyalah pengalaman yang melatarbelakangi jalan hidupnya. Benarkah harus ada yang bertanggung jawab terhadap hidup seorang perempuan ?.. Dalam Islam, seorang perempuan yang masih gadis adalah tanggung jawab keluarganya, sedangkan buat seorang perempuan yang beristri, tanggung jawab itu berpindah kepada suaminya. Sedangkan bagi seorang perempuan yang janda, tanggung jawab itu berpindah lagi ke keluarga dan pemerintah.

Benarkah hal ini juga berlaku dalam hal uang ? Benarkah seorang perempuan bisa mengandalkan orang lain dalam hal uang ?

0 Comments:

Post a Comment

<< Home