Kalo lagi Gak Punya Duit ...
Thursday, January 21, 2010
Kalo lagi gak punya duit, macam-macam perasaan berkecamuk di dada. Tapi ternyata definisi 'gak punya duit' buat setiap orang bisa berbeda.

Buat satu orang, 'gak punya duit' bukan berarti bener-bener gak punya duit lohh .. 'Gak punya duit' buat orang-orang jenis ini bisa berarti dia tidak mau ikut serta dalam sesuatu. Tidak mau ikut patungan karaokean, tidak mau patungan beli hadiah buat teman, tidak mau ikut arisan yang menurutnya 'gak jelas' dan lain-lain alasan yang intinya dia tidak mau ikut mengeluarkan uang untuk sesuatu. Alasan 'gak punya duit' yang ini sering saya pakai ketika ada teman yang sangat memaksa membeli dagangannya ;p ...

Buat orang lain, 'gak punya duit' bisa berarti out of bujet. Orang-orang jenis ini biasanya tidak mau repot dan -mungkin agak sedikit pelit ;)-. Contohnya saja ibu mertua ku (maaf ya ibu, eva jadikan contoh). Dulu beliau pernah cerita, buat beliau yang namanya duit sudah jelas pengeluaran dan porsinya setiap bulan, jadi kalo ada pengeluaran ekstra -apalagi untuk hura-hura- beliau langsung berkata "Gak punya uang !"...

Buat orang yang lain lagi, 'gak punya duit' itu berarti pura-pura. Biasanya orang-orang jenis ini tidak mau terlihat menonjol. Dia tidak mau dianggap punya duit banyak terus oleh lingkungannya. Biasanya orang-orang seperti ini adalah orang-orang kaya lama yang sudah terbiasa dengan barang-barang mewah selama bertahun-tahun. Sehingga mereka tidak pernah merasa harus membuktikan dirinya dengan membeli barang-barang itu untuk menunjukkan status mereka. Persis seperti ayah seorang teman saat kuliah dulu. Pernah aku liat, dengan enaknya beliau naik motor dengan bercelana pendek dan bersendal jepit pergi ke kantor pusat bank Mandiri dan langsung masuk ke ruangan Mandiri Prioritas sesampainya disana. Dan kompak bengong-lah semua pegawai bank disana -termasuk aku- melihat beliau ..

Buat orang yang lain, 'gak punya duit' ya memang berarti 'gak punya duit'. Yang satu ini terkadang membuat kita sering merasa tidak berdaya. Padahal kondisi 'gak punya duit' itu bersifat sementara. Alloh pasti akan memberi rezeki dari pintu yang tidak disangka-sangka kepada hamba-Nya. Mosok gak percaya sama Alloh ?... Hayooo ;p Malah sering disaat kita bersyukur dan bersedekah disaat kita 'gak punya duit' menjadikan tiba-tiba kita kejatuhan rezeki tak terduga. Kalo gak percaya buktikan dehhhh ...

Tapi kalo kata mama-ku "Jangan pernah bilang gak punya duit, nanti gak punya duit beneran !" Waduuuuhhhh ...
Brina dan Bunda Belajar Banyak Pagi ini
Wednesday, January 20, 2010
Pagi ini, Brina bangun dan langsung bertanya "Nomor berapa bis jemputan-ku,bunda?".
Sejak TK sampai kelas 2 semester 1 ini, Brina selalu diantar jemput oleh-ku. Sekolah, pergi les, ke rumah temannya, kemana saja, Brina tidak pernah berpisah dari ku. Tidak enak saja rasanya bila salah satu dari kami, hanya pergi sendirian. oleh karena itu tak jarang juga aku bawa Brina pergi pengajian, arisan bahkan ketika aku sedang hang out dengan sahabat.

Hari ini aku dan Rais mencoba, Brina mulai belajar untuk pergi dan pulang sekolah sendiri dengan bis jemputan sekolahnya. Salah satu kelebihan dari sekolah Brina adalah terkoordinirnya fasilitas antar jemputnya. Semua antar jemput secara resmi dikoordinir langsung oleh sekolah dan ini membuat kami merasa aman untuk 'melepas' anak tunggal.

Acara sarapan pagi, aku lalui dengan agak grogi. Aneh saja rasanya, pagi-pagi masih belum berdandan untuk pergi mengantar Brina. Walau sudah mandi tapi masih berdaster, aku layani Brina dan Rais sarapan. Hari ini, Rais juga khusus cuti untuk 'melepas' anak kami pergi sekolah sendirian untuk pertama kalinya. Berlebihan kah ?.. Hmmh mungkin :) .. Tapi sebagaimana Brina, ini juga pengalaman pertama kami sebagai orang tua.

Aku dan Rais berencana untuk membuntuti bis jemputan dari belakang agar setidaknya Brina merasa aman masih melihat kami di belakang bis jemputannya. Brina sendiri, tidak menunjukkan perbedaan tingkah laku, Dia cuma penasaran dengan nomor bis jemputannya. Dia tetap sarapan seperti biasa dengan menu telor ceplok kesukaannya.

Selesai sarapan, aku bantu Brina menguncir rambutnya, sambil berusaha mengorek-ngorek isi hati.
"Brin, nanti kenalan ya sama teman2 di jemputan.."
"Iya Bun, ada kok anak kelas 2 Akar yang juga naik jemputan Kota Wisata",katanya sambil terus memakai kaos kaki
"Nanti bunda dan ayah ngikutin dari belakang ya Brin.."
"Iyaaa.. tapi nanti bunda dan ayah gak usah ikut masuk cluster-cluster. Tunggu aja di gerbang cluster.. Takutnya dimarahin pak Satpam"
Aku hanya tersenyum kecil membayangkan satpam komplek perumahan kami yang terkenal dengan 'keribetannya'. Ternyata hal itu juga diperhatikan oleh Brina.

Tin.. tin... akhirnya datang juga mobil ELF putih jemputan Brina. Tepat jam 6.10 seperti janji pak Romli supir jemputan lewat smsnya tadi malam.
"Bun, gak usah ngikutin aku dehh..aku bisa kok pergi sekolah sendiri"
Loh..loh..aku dan Rais cuma bisa bengong saja melihat Brina yang langsung berlari cepat sambil mencium pipiku dan ayahnya sekilas.
"Assalamu'alaikum, Bun.. Aku udah janjian mau duduk di bangku depan", kata Brina sambil melambaikan tangan dari jendela bis.

Dengan berbagai pesan pada pak Romli sang supir bis, aku dan Rais mengantar Brina pergi sekolah hanya dari depan rumah.. Duh, duh..ternyata Brina lebih mandiri dari yang kami duga. Gadis kecil kami sudah besarrr ;) hehehehhee...
Begitu Kecil Hati
Sunday, January 17, 2010
Disaat-saat sedang merasa 'jatuh' dan 'kalah' seperti sekarang ini, bingung memikirkan bagaimana caranya bisa 'membangkitkan' lagi hati ini. Banyak sebenarnya yang membuatku sedang merasa kecil hati sekarang. Remeh temeh sebenarnya, tapi mungkin di saat ini, hal itu sangat berpengaruh buat hatiku.

Terus terang, walaupun tidak pernah punya resolusi tahunan, aku punya target tahunan yang -walaupun tidak ngoyo- tapi aku bertekad mewujudkannya. Dan aku merasa tahun 2009 kemarin, targetku itu meleset. Pengen sih tidak merasa 'that's not a big deal' toh masih ada hari esok, toh masih ada kesempatan, tapi rasa ngeganjel itu tetap ada dalam hati ini walau tahun 2010 ini sudah berjalan hampir 1 bulan.

"Sabar" itu kata Rais
Pengen aku sabar..Sungguh.. Tapi kenapa kali ini terasa amat susah. Mungkin untuk orang se-cuek aku hal ini sangat mengherankan. Toh ini target duniawi, apa yang perlu dikejar lagi kalo memang tidak tercapai ? Bersyukurlah dengan apa yang sudah ada sekarang, Walaupun satu hal tidak tercapai, tapi begitu banyak pencapaian-pencapaian yang sudah aku lakukan tahun kemarin. Pengen aku merasa seperti itu ...

Inikah sifat manusia yang selalu merasa tidak cukup ? Ataukah ini sifat manusia yang selalu merasa rumput tetangga lebih hijau dari miliknya ?

Kekecewaan ku yang begitu mendalam terhadap apa yang aku lakukan di tahun kemarin, ternyata berimbas pada hari-hari ku belakangan ini. Aku jadi cepat nangis, jadi cepat sedih. Aneh memang karena aku merasa ini bukanlah aku. Tapi setiap aku merasa 'mentok', maka bayangan kegagalan pencapaian ku di tahun kemarin lantas otomatis mengecilkan hatiku. Dan membuatku menangis.

Begitu kecil hati nya aku saat ini membuat Rais menjadi bingung. Entah berapa kali, dia tergeragap melihat reaksi ku menghadapi sesuatu. Aku yang biasa easy going berubah menjadi begitu sensitif. Tapi herannya, begitulah mungkin laki-laki, Rais tidak pernah bertanya ada apa dengan ku. Padahal aku sangat ingin dia bertanya.

Senin besok, perlahan aku harus mulai menata hatiku. Rasa kecil hati itu memang masih ada, biarkan saja. Mungkin aku memang kecewa, kekecewaanku begitu mendalam sehingga membuat hatiku menjadi sempit. Mungkin inilah saat surutnya perasaanku. Aku tidak mau memaksa hatiku untuk kembali pulih. Aku percaya bahwa hati ini akan sembuh pada waktunya.. Insya Alloh
Agak mundur ke belakang, akhirnya aku dan Rais memutuskan Brina untuk pindah sekolah. Dimulai pada bulan September 2009 lalu, kami ajak Brina untuk berkeliling mencari sekolah baru. Ada 3 sekolah yang kami datangi yaitu SD Islam Al Azhar Cibubur, Sekolah Alam dan Sains Al Jannah di Pondok Rangon dan Sekolah Global Mandiri di Legenda Wisata.

Setelah berkeliling ke 3 sekolah ini, membaca brosur dan mempertimbangkan berbagai hal yaitu, biaya masuk, sistem pembelajaran, dan wilayah, akhirnya pilihan itu mengerucut menjadi 2 yaitu SD Islam Al Azhar, Cibubur dan Sekolah Alam dan Sains Al Jannah, Pondok Rangon.

Kenapa akhirnya menjadi 2 pilihan karena kami berdua mencapai kata sepakat untuk lebih memprioritaskan pendidikan agama untuk Brina. Apalagi melihat pengalaman saat Brina bersekolah di SDN RSBI Rawamangun 12 pagi (dulu SDNP Komplek IKIP / SD Labschool)dimana kami melihat bahwa role model yang baik adalah bagian terpenting dari pembentukan sikap mental anak. Hal ini bukan berarti di sekolah berbasis agama anak kita PASTI akan mendapat role model yang baik yaaa, tapi setidaknya pendidikan agama memegang peranan penting dalam mendukung pembentukan sosok guru dan kepala sekolah yang amanah, jujur dan bertanggung jawab.

Brina pun terlihat antusias dengan 2 sekolah ini. "Aku gak pake jilbab sendirian lagi Bun", itu pendapatnya saat aku tanyakan apakah dia suka dengan 2 sekolah ini. Pernyataan yang lucu, karena terus terang kami berdua tidak begitu memperhatikan kondisi ini. Toh, di SD Islam Al Azhar Cibubur pun tidak mewajibkan siswanya untuk berjilbab, walau banyak juga siswa yang berjilbab disana. Tapi buat Brina, masalah jilbab ini adalah hal ini penting.

Lama kami berdua berdiskusi tentang hal ini. Buat Rais yang academic minded, memang susah untuk menerima konsep Multiple Intelligence yang kebetulan diterapkan oleh 2 sekolah pilihan ini. Buat Rais, sekolah itu berarti nilai, rangking dan prestasi akademik yang bagus. Yang namanya sekolah ya harus nilai raport standardnya, itu buat Rais. Sedangkan buat ku (yang mungkin agak lebih 'gaul') konsep Multiple Intelligence adalah jawaban buat Brina. Karena, bukan sombong yaa, untuk masalah akademis, aku tidak meragukan Brina. Ini terbukti dengan bisa bertahannya Brina menjadi rangking 1 di kelas 2 ini, tapi aku melihat Brina punya minat lain yang sebagai orang tua -aku dan ayahnya- harus jeli melihatnya sebagai sebuah potensi yang harus dikembangkan.

Brina suka menulis, suka musik,dan sangat tertarik dengan sains. Sering aku melihat Brina serius di laptopnya berjam-jam menulis cerita. Dan di waktu luangnya dia sangat suka membaca buku-buku sains 'dunia khayal' (istilah ayahnya). "Aku baca buku untuk cari inspirasi, Bunda", katanya. Begitu juga saat dia melihat orang main gitar, Brina bisa duduk di depan orang itu memperhatikan jari-jari pemain gitar itu dengan muka takjub sampai permainan gitarnya selesai.

Memang sih, bisa saja mengembangkan potensi anak lewat kursus ini itu. Tapi aku tidak mau membebani Brina dengan banyak kursus dulu saat ini. Aku ingin Brina berada dalam lingkungan yang mendorong minatnya, yang bisa mendukung potensi nya itu. Hmmh, bukan berarti di SDN RSBI Rawamangun 12 (SDNP Komplek IKIP/SD Labschool) tidak ada fasilitas lab sains atau ruang musik, tapi sebagaimana halnya sekolah 'konvensional' lainnya, aku menganggap sekolah itu tidak bisa membantu aku menjadi mitra untuk mengembangkan potensi Brina.

Akhirnya kami ajak lagi Brina pergi dan berkeliling ke 2 sekolah ini. Pada kunjungan kedua ini, kami berusaha untuk memfokuskan pada keinginan Brina, sekolah mana yang lebih dia sukai. Di kunjungan kedua inilah mulai kelihatan betapa antusiasnya dia ketika berkunjung ke Sekolah Alam dan Sains Al Jannah. Brina terlihat antusias ketika melihat hamparan tanaman di taman obat keluarga sekolah ini. Brina juga terlihat antusias ketika melihat siswa-siswa yang sedang belajar di luar kelas.

Memang sekolah yang satu ini unik, sejauh mata memandang ada siswa yang sedang belajar. Di saung tengah danau, di gazebo, di masjid, di kebun, dimana saja ada suasana belajar. Guru-gurunya dengan lincah menenteng papan tulis kemana-mana diiringi dengan para siswa di belakangnya. Dilihat dari posisi yang agak tinggi, sungguh pemandangan yang sangat menakjubkan melihat iring-iringan guru dan anak didiknya itu dibawah sana.

Belum lagi fasilitas sekolah ini, amat memuaskan buat kami. Kolam renang, lapangan futsal, masjid, WC yang bersih, lab-lab yang sangat lengkap, kelas yang luas bahkan BMT tempat anak menabung pun tersedia disana. Subhanallah, dari dulu aku memang memimpikan anakku bisa belajar dalam suasana yang menyenangkan. Sekolah ini juga amat luas. Ada kebun binatang mini, ada kolam ikan, ada kebun percobaan, ada taman obat keluaga, wahhhh... pasti Brina bisa bebas bergerak dengan luas lahan seperti ini.

Tanpa sengaja, di kunjungan kedua itu, kami bisa bertemu dengan Kepala Sekolahnya. Kepala Sekolahnya adalah seseorang bermata lebar dengan senyum yang tak kalah lebarnya. Disitulah Rais menuntaskan 'hasratnya' tentang konsep Multiple Intelligence dengan berdiskusi dengan bapak Kepsek. Aku sendiri tidak begitu memperdulikan diskusi itu, karena bagiku yang terpenting adalah Brina. Saat Brina senang dan antusias, itulah inti pencarianku buat sekolahnya.

Setelah istikharah dan sholat hajat, aku dan Rais mantap untuk mendaftar ke Sekolah Alam dan Sains Al Jannah. Semoga ini adalah sekolah yang bisa mendukung potensi Brina. Semoga Brina senang dengan sekolahnya. Semoga usaha kami orang tua nya untuk mencarikan sekolah terbaik buat Brina mendapat ridho dari Alloh SWT.

Lebih nyaman rasanya, lebih tenang rasanya, apabila kita bisa menitipkan buah hati kita pada guru-guru yang kita percayai integritasnya...
Aku Kembali ...
Thursday, January 14, 2010
Setelah hampir 2 tahun tidak meng-update blog ini, hari ini dengan bismillah, aku coba untuk mulai menulis lagi..Setelah hampir terbiasa dengan tulisan-tulisan pendek ala status facebook, timbul juga rasa kangen itu, rasa ingin berbagi dan ingin bercerita menuntaskan rasa dengan sesama.

Duluuuuu, blog ini sangat 'ramai'.. Silih berganti teman-teman, saudara bahkan suami ku yang pengen mengintip 'isi hatiku' pasti akan pergi ke blog ini. Aku memang terbiasa mencurahkan perasaan, pendapat bahkan marahku disini. Tapi ya itu tadi, sejak era facebook, blog ini mati suri.. Sedih sebenarnya, karena tulisan-tulisan dalam blog ini adalah aku. Dengan kata lain, bila ingin tahu bagaimana aku ya bisa dilihat lewat tulisan-tulisan ku di blog ini.

Facebook memang agak 'merusak' ritme hidupku dalam berbagi. Duluuu (kalo boleh disebut dulu yaa..) aku bisa menulis tentang perasaanku berjam-jam dengan berbagai sudut pandang, dengan berbagai analisa (yg kata orang bertele-tele) tapi aku senang ... Yah begitulah tulisanku, begitulah aku ..

Insya Alloh, ini janjiku, aku mau menghidupkan kembali blog ini. Supaya bisa jadi tempat pelarian buat orang-orang yang sedang ingin rehat dari rutinitas atau yang sekedar ingin tahu kabar ku...